Pendahuluan adalah bagian krusial dalam sebuah karya ilmiah yang menetapkan konteks, memberikan latar belakang, dan menunjukkan relevansi penelitian. Dalam bagian ini, penulis tidak hanya memperkenalkan topik, tetapi juga menjelaskan masalah yang ingin dipecahkan, merumuskan pertanyaan penelitian, serta menyatakan tujuan dan signifikansi dari penelitian tersebut. Pendahuluan yang baik mampu menarik perhatian pembaca dan memberikan pemahaman yang jelas mengenai apa yang akan dibahas. Dalam artikel ini, kita akan membahas langkah-langkah untuk menyusun pendahuluan yang efektif dan komprehensif, dengan menekankan pentingnya merujuk pada penelitian sebelumnya dan mengidentifikasi novelty.
1. Menyusun Latar Belakang Masalah
Langkah pertama dalam menyusun pendahuluan adalah menyediakan latar belakang masalah. Ini membantu pembaca memahami konteks penelitian dan mengapa masalah ini penting untuk diteliti.
1.1 Mengidentifikasi Masalah
Mulailah dengan menjelaskan masalah yang ingin dipecahkan atau pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian. Jelaskan mengapa masalah tersebut signifikan dan relevan dalam konteks yang lebih luas.
- Contoh: “Dalam era digital, penggunaan media sosial semakin meluas, tetapi dampaknya terhadap motivasi belajar siswa masih belum jelas. Dengan banyaknya informasi yang tersedia, bagaimana media sosial memengaruhi proses pembelajaran?”
Dalam contoh ini, penulis mengidentifikasi masalah yang signifikan, yaitu dampak penggunaan media sosial pada motivasi belajar siswa. Dengan menyatakan bahwa dampak ini masih belum jelas, penulis menunjukkan adanya gap dalam penelitian yang ada, yang akan menjadi fokus studi. Ini mengarahkan perhatian pembaca pada pentingnya penelitian tersebut, memberikan konteks mengapa penelitian ini perlu dilakukan.
1.2 Menyajikan Konteks
Berikan informasi kontekstual yang relevan dengan masalah yang dibahas. Ini bisa mencakup data statistik, studi sebelumnya, atau perkembangan terbaru dalam bidang tersebut.
- Contoh: “Menurut penelitian oleh Anderson dan Jiang (2018), lebih dari 80% remaja menggunakan media sosial setiap hari, dan banyak dari mereka mengandalkan platform ini untuk berinteraksi dengan teman dan sumber belajar. Namun, ada perdebatan tentang apakah penggunaan media sosial lebih banyak membawa manfaat atau justru mengganggu proses belajar.”
Di sini, penulis menyajikan data dari penelitian sebelumnya yang menunjukkan tingkat penggunaan media sosial di kalangan remaja. Ini memberikan latar belakang yang kuat untuk masalah yang diidentifikasi sebelumnya. Dengan mencatat adanya perdebatan mengenai efek positif dan negatif dari media sosial, penulis menyoroti kompleksitas isu yang dihadapi dan menekankan perlunya penelitian lebih lanjut untuk memahami dampak tersebut.
2. Merujuk pada Penelitian Sebelumnya
Sangat penting untuk merujuk pada penelitian sebelumnya yang relevan untuk menunjukkan di mana posisi penelitian kita dalam konteks yang lebih luas. Ini membantu menyoroti gap dalam literatur yang ada dan mendukung pentingnya penelitian kita.
2.1 Menyusun Tinjauan Pustaka
Dalam pendahuluan, kita dapat merangkum penelitian-penelitian sebelumnya yang telah dilakukan di bidang yang sama. Diskusikan temuan-temuan utama dari penelitian tersebut dan bagaimana hal itu berhubungan dengan topik penelitian kita.
- Contoh: “Penelitian sebelumnya oleh Smith (2020) menemukan bahwa penggunaan media sosial dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar. Namun, Jones (2021) menunjukkan bahwa ada risiko distraksi yang dapat mengurangi produktivitas belajar. Gap ini menunjukkan perlunya penelitian lebih lanjut untuk memahami bagaimana media sosial mempengaruhi motivasi belajar siswa secara spesifik.”
Dengan merujuk pada temuan-temuan ini, penulis menunjukkan bahwa ada literatur yang ada, tetapi juga menyoroti kekurangan yang masih perlu diatasi. Ini menegaskan pentingnya penelitian yang akan dilakukan.
3. Menyatakan Novelty Penelitian
Setelah mengidentifikasi gap dalam literatur, penting untuk menyatakan novelty atau kebaruan dari penelitian kita. Ini menjelaskan kontribusi unik yang akan diberikan oleh penelitian kita kepada bidang studi.
- Contoh: “Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengaruh penggunaan media sosial terhadap motivasi belajar siswa di sekolah menengah. Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang hanya fokus pada dampak positif atau negatif secara terpisah, penelitian ini akan menyelidiki kedua aspek tersebut secara bersamaan, memberikan wawasan yang lebih holistik.”
Pernyataan ini menekankan bahwa penelitian kita akan memberikan perspektif baru dan menyeluruh mengenai dampak media sosial dalam konteks pendidikan.
4. Merumuskan Pertanyaan Penelitian
Setelah menjelaskan latar belakang dan novelty, langkah berikutnya adalah merumuskan pertanyaan penelitian. Pertanyaan penelitian harus jelas dan spesifik, mencerminkan tujuan yang ingin dicapai.
- Contoh: “Pertanyaan utama dari penelitian ini adalah: ‘Bagaimana pengaruh penggunaan media sosial terhadap motivasi belajar siswa di tingkat sekolah menengah?'”
Dengan merumuskan pertanyaan penelitian yang tepat, kita memberi arah yang jelas pada penelitian dan membantu pembaca memahami fokus utama yang akan dibahas.
5. Menyampaikan Tujuan Penelitian
Setelah merumuskan pertanyaan, langkah selanjutnya adalah menyampaikan tujuan penelitian. Tujuan ini menjelaskan apa yang ingin dicapai melalui penelitian yang dilakukan.
- Contoh: “Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pengaruh penggunaan media sosial terhadap motivasi belajar siswa, serta untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi hubungan tersebut.”
Menyampaikan tujuan dengan jelas membantu pembaca memahami harapan penulis dan relevansi penelitian yang dilakukan.
6. Menyatakan Signifikansi Penelitian
Bagian ini penting untuk menunjukkan signifikansi penelitian. Kita perlu menjelaskan mengapa penelitian ini penting dan bagaimana hasilnya dapat memberikan kontribusi dalam bidang yang diteliti.
- Contoh: “Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru mengenai dampak media sosial dalam konteks pendidikan, serta membantu pendidik dan pembuat kebijakan dalam merumuskan strategi yang lebih efektif untuk memanfaatkan media sosial sebagai alat bantu pembelajaran.”
Dengan menunjukkan signifikansi, kita menegaskan bahwa penelitian kita memiliki nilai tambah dan relevansi yang penting bagi pembaca dan komunitas akademis.
7. Menyusun Struktur Pendahuluan
Akhiri pendahuluan dengan memberikan gambaran umum tentang struktur karya ilmiah. Ini membantu pembaca mengetahui apa yang dapat mereka harapkan dalam bagian-bagian selanjutnya dari penelitian.
- Contoh: “Artikel ini akan dimulai dengan tinjauan pustaka yang relevan, diikuti oleh penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan. Selanjutnya, hasil penelitian akan disajikan, diakhiri dengan diskusi dan kesimpulan yang mengaitkan hasil dengan pertanyaan penelitian yang telah diajukan.”
Kesimpulan
Pendahuluan adalah bagian integral dari setiap karya ilmiah. Dengan mengikuti langkah-langkah di atas—menyusun latar belakang masalah, merujuk pada penelitian sebelumnya, menyatakan novelty, merumuskan pertanyaan penelitian, menyampaikan tujuan penelitian, menunjukkan signifikansi, dan memberikan gambaran struktur—kita dapat menyusun pendahuluan yang kuat dan menarik. Pendahuluan yang baik tidak hanya memberikan konteks, tetapi juga mengajak pembaca untuk terlibat dan memahami pentingnya penelitian yang dilakukan.
Referensi
- Anderson, M., & Jiang, J. (2018). Teens, Social Media & Technology 2018. Pew Research Center.
- Creswell, J. W., & Creswell, J. D. (2017). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches (5th ed.). SAGE Publications.
- Hart, C. (2018). Doing a Literature Review: Releasing the Research Imagination. SAGE Publications.
- Jones, R. (2021). Distraction or Engagement? The Dual Role of Social Media in Learning Environments. International Journal of Educational Technology, 15(2), 123-135.
- Smith, J. (2020). The Impact of Social Media on Student Engagement: A Study in Secondary Education. Journal of Educational Psychology, 112(3), 567-579.